Kepala Unit Hemodialisa SPH, dr. Diana Melisa (Ist)
Hayati 2021 (M)
PADANG,- Semen Padang Hospital ( SPH ) adalah rumah sakit di Kota Padang yang memiliki Kidney Center serta fasilitas canggih dan lengkap untuk pelayanan Hemodialisa (HD) bagi pasien.
Namun sebelum mengenal lebih dalam mengenai pelayanan tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai apa itu Hemodialisa.
Kepala Unit Hemodialisa SPH dr. Diana Melisa mengungkapkan, hemodialisa (cuci darah) adalah salah satu bentuk terapi pengganti ginjal , terapi ini menggunakan ginjal buatan (dializer) untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak bisa dikeluarkan oleh pasien yang mengalami kondisi gagal ginjal . Dalam proses terapi ginjal buatan tersebut dihubungkan ke tubuh pasien melalui mesin hemodialisa. Terapi ini bisa dilakukan 2-5 jam/terapi, tergantung kondisi dan indikasi pada pasien.
Ruangan Kidney Center SPH
“Pasien yang mnjalani HD adalah mereka yang mengalami gagal ginjal , kondisinya bisa akut atau kronik. Faktor resikonya antara lain seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Batu Ginjal , Infeksi Ginjal , penyakit Autoimun (yang menyerang ginjal ). Penyakit tersebut dapat merusak jaringan ginjal , sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh. Adanya penumpukan sisa metabolisme ini diketahui dari pemeriksaan laboratorium untuk fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) ,” kata dokter Diana.
Pada pasien gagal ginjal kronik, lanjutnya, saat pasien sudah masuk ke dalam stadium 5, maka pasien akan dianjurkan untuk menjalani HD. Pasien tersebut biasanya akan rutin menjalani HD 2 kali seminggu. Sedangkan pasien gagal ginjal akut adalah pasien yg tiba-tiba mengalami perburukan dari fungsi ginjalnya, penyebabnya bisa disebabkan oleh infeksi sistemik (sepsis),obstruksi karena batu saluran kemih,intoksikasi dan sebab lainnya. Pada pasien ini, biasanya setelah beberapa kali HD, fungsi ginjal akan membaik, maka pasien dapat tidak perlu untuk melanjutkan terapi HD.
Suasana dalam ruangan di Kidney Center SPH
“Yang terpenting, sebelum dilakukannya HD, setiap pasien yang menjalani HD harus berdasarkan atas pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang Nefrolog (Dokter spesialis ginjal dan hipertensi). Di SPH , Nefrolog kita adalah DR. dr Harnavi Harun Sp.PD KGH,” jelasnya.
Untuk pelayanan HD, Dokter Diana mengungkapkan, SPH memiliki ruang untuk HD yang dikenal dengan Kidney Center. Posisinya terletak di basement, ruangan itu dilengkapi dengan 13 unit mesin HD, Poliklinik Ginjal , Hipertensi dan USG. Kidney Center SPH juga memiliki 1 unit mesin HD yang ditempatkan di ruang rawat inap isolasi Covid-19. Selain itu, SPH juga menyediakan ruangan HD VIP bagi pasien yang menginginkan privasi selama terapi.
Pasien tengah menjalani perawatan di Kidney Center SPH
Pelayanan HD di SPH buka dari senin sampai dengan sabtu (06.00 – 20.00). Di luar jadwal tersebut, petugas medis Kidney Center SPH tetap stand by untuk pasien kondisi emergency. Untuk pelayanan HD di SPH , disupervisi oleh Nefrolog DR.dr Harnavi Harun Sp. PD KGH.
Selain fasilitas yang canggih dan lengkap seperti yang disebutkan di atas, petugas medis SPH juga kompeten di bidangnya. Karena setiap petugas yang berdinas di ruang HD baik dokter atau perawat telah memiliki sertifikat “Hemodialisa”. Sehingga pasien dapat mendapatkan pelayanan yang maksimal saat menjalani pengobatan hemodialisa di Kidney Center SPH .
“Kemudian, fasilitas lainnya yakni semua pasien yg menjalani HD kita berikan snack sesuai dengan nutrisi untuk pasien dialisis. Tidak hanya itu, dalam upaya menciptakan kedekatan dengan pasien dan membantu pengobatannya, Kidney Center SPH membuat grup WA kidney center, melalui media ini pasien boleh bertanya terkait kondisi kesehatannya dan pertanyaan yang diajukan dalam grup tersebut akan dijawab oleh Tim Kidney Center. Bahkan, untuk pasien HD yang datang dari luar daerah dan tidak punya tempat tinggal di kota Padang, Yayasan Semen Padang sebagai pemilik SPH telah menyediakan rumah singgah (gratis), disediakan juga transportasi gratis dari SPH ke rumah singgah dan sebaliknya,” jelasnya.
Sementara itu, di sisi lain ia menjelaskan, alur untuk pelayanan HD, untuk rawat jalan setelah pasien melakukan pemeriksaan dengan Nefrolog dan hasilnya dianjurkan untuk HD, maka selanjutnya pasien mendaftar di bagian admisi untuk tujuan Poli Hemodialisa. Untuk pendaftaran, pasien membawa berkas sesuai dengan jaminan yang dipakai. Namun untuk pasien travelling (Rujukan), maka pasien harus membawa surat travelling HD dan rujukan dari RS sebelumnya.
“Saat ini, semua pasien kami adalah dalam jaminan asuransi (BPJS dan perusahaan). Jika pasien umum, maka biayanya juga tidak terlalu mahal tiap mendapat tindakan HD. Jika pasien rawat inap, maka saat jadwal HD pasien akan diantarkan ke ruang HD,” jelasnya.
Dokter Diana mengungkapkan, layanan HD di SPH termasuk banyak mendapat pasien dari luar daerah. Tak jarang banyak pasien dari luar kota seperti Pasaman, Pariaman hingga Muara Bungo-Jambi tetap ingin brtahan di SPH .
“Kebanyakan alasan pasien dari luar daerah melakukan pengobatan HD di SPH yakni karena tidak semua RS memiliki layanan HD. Kemudian tidak semua RS memiliki Nefrolog, sedangkan untuk memulai HD harus berdasarkan hasil pemeriksaan oleh nefrolog. Selain itu, kenyamanan menjadi alasan bagi pasien dari berbagai daerah melakukan HD di SPH . Mereka merasa lebih nyaman dengan pelayanan yang diberikan,” ujarnya.
Di sisi lain, Dokter Diana menyarankan agar menjaga kesehatan ginjal sedari dini agar tidak harus menjalani pengobatan HD di usia senja. Ia mengimbau, bagi yang belum memiliki faktor resiko, biasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok, menghindari makanan atau minuman yang dapat membebani fungsi ginjal seperti minuman bersoda dan makanan berpengawet serta usahakan minum air putih yang cukup, sekitar 2- 3 setiap harinya. Tak lupa juga ia mengimbau untuk rutin olahraga yang cukup.
Sementara itu, katanya, bagi yang sudah punya faktor resiko seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Batu Ginjal , maka disarankan untuk minum obat sesuai anjuran dokter sesuai penyakit yang diderita.
“Selain itu, guna menjaga kesehatan tubuh lebih optimal, lakukan pemeriksaan fungsi ginjal minimal 6 bulan sekali,” tuturnya.(*)