Obesitas selama ini lebih dikenal sebagai faktor risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, hingga jantung. Namun, obesitas juga dapat memicu terjadinya gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis, meski sebelumnya tidak memiliki pengakit diabetes maupun hipertensi.
Dokter menjelaskan, obesitas menyebabkan peradangan di tubuh dan gangguan hemodinamik pada ginjal.
Jika seseorang obesitas, ginjal akan terlalu berat mengeluarkan zat-zat metabolisme yang enggak perlukan lagi oleh tubuh sehingga ginjal harus bekerja keras. Tubuh yang lebih besar sejatinya membutuhkan fungsi ginjal yang besar pula. Bila tubuh kita bertahun-tahun obesitas, fungsi ginjal perlahan akan menurun dan dalam skala yang berat terjadilah gagal ginjal. Kalau sudah gagal ginjal, pasien harus menjalani hemodialisis atau dikenal dengan cuci darah secara rutin.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi penduduk dewasa (>18 tahun) dengan kelebihan berat badan mencapai 28,9 persen, yaitu berat badan lebih sebesar 13,5 persen dan obesitas sebesar 15,4 persen.
Angka tersebut terus meningkat di tahun 2016, berdasarkan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas), angka total menjadi 33,5 persen, masing-masing berat badan lebih sebesar 12,8 persen dan obesitas sebesar 20,7 persen.
Di sisi lain, obesitas memang menjadi faktor risiko diabetes dan hipertensi. Apabila pasien tidak bisa mengontrol gula darah dan tekanan darah, kerusakan ginjal pun sulit dihindari. Mereka yang obesitas menjadi jauh lebih berisiko terkena gagal ginjal dibanding yang tidak obesitas atau memiliki berat badan normal. Untuk mencegah penyakit ginjal, salah satunya dengan mengatasi obesitas.