Kanker nasofaring atau yang lebih dikenal sebagai kanker leher dan kepala ini tidak dapat diacuhkann begitu saja. Pasalnya, penyakit ini akan menimbulkan masalah serius bagi pasien.
Selain dapat merubah bentuk wajah. Tumor ini sangat mengganggu fungsi utama organ yang diserang, karena dapat menimbulkan sumbatan pernafasan, sumbatan jalan makan dan mengganggu kemampuan bersuara seseorang. Rokok dan alkohol indikasi utama yang dicurigai sebagai penyebab timbulnya masalah ini.
Kanker nasofaring lebih dikaitkan dengan infeksi kronis virus pada tenggorokan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Kanker ini juga umumnya tumbuh pada ras mongoloid, sehingga angka kejadiannya banyak terjadi di Cina selatan dan Asia Tenggara, namun penyebarannya sangat jarang ditemukan di Eropa dan Amerika.
Seiring dengan bertambahnya ukuran tumor, akan menimbulkan gejala sumbatan pada hidung. Tak jarang bahkan disertai hidung berdarah (mimisan) atau ingus bercampur darah.
Faktor risiko lain yang diduga berhubungan erat dengan tumbuhnya kanker ini adalah konsumsi ikan asin yang terus-menerus, penggunaan obat nyamuk bakar, menghirup asap kayu bakar, debu kayu, menghirup pestisida dan faktor keturunan (genetik). Namun, bagi yang tidak memiliki keturunan akan penyakit ini tetap perlu waspada, pasalnya kanker nasofaring juga bisa diakibatkan karena terlalu sering menghirup asap pembakaran sisa industri dan polusi yang berlebihan.
Beberapa penelitian bahkan memperlihatkan hubungan penyakit ini dengan konsumsi mie instant yang terus-menerus, merokok dan konsumsi obat-obatan tradisonal yang berlebihan. Untuk itu, Sukri mengimbau agar masyarakat lebih peduli akan kesehatannya, rutin melakukan medical check up, serta pastinya tidak merokok dan tetap menjaga konsumsi makanan.