Remaja pun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Jantung Akibat Stres

Pada saat stres, tubuh, secara alami berada dalam kondisi wasapada, menghasilkan sejumlah besar adrenalin dan kortisol, dimana pada saat yang sama menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga kemampuannya untuk memerangi bakteri dan virus berkurang.

Ketika terjadi gangguan permanen pada sistem kekebalan tubuh akibat stres yang diderita dan ditambah ada faktor-faktor lain, seperti predisposisi genetik, maka seringkali sistem kekebalan tubuh mulai memperlakukan tubuh sendiri sebagai benda asing dan berbalik melawan berbagai organ, menyebabkan penyakit autoimun (misalnya: rheumatoid arthritis, tiroiditis).

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang di bawah stres lebih rentan terhadap penyakit jantung. Remaja belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengelola stres. Stres berkepanjangan mengakibatkan tekanan darah yang tidak normal dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Para remaja seharusnya bisa untuk mawas diri dan segera memperbaiki manajemen stres. Para remaja harus mawas diri tentang pengelolaan stres mereka. Mengubah gaya hidup sesegera mungkin akan banyak menolong untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Disarankan para remaja harus mampu mengenal diri sendiri dan segera menyelesaikan masalah yang dihadapi secepat mungkin.

Remaja harus mengenal dirinya sendiri. Mereka harus memiliki cara untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi agar tidak mudah stres. Stres dan penyakit jantung memiliki keterkaitan erat. Keduanya menjadi pemicu kematian terbesar di dunia dan itu terus meningkat. Imbas lain dari kegagalan mengelola stres dapat berupa penurunan kecakapan bekerja, kualitas tidur, kualitas belajar, dan kualitas hidup.

Para remaja yang sudah memiliki kriteria tersebut harus segera mengubah gaya hidup mereka untuk menghindari penyakit jantung.