SPH Kembangkan Operasi Arthroscopy Untuk Mengatasi Masalah Sendi

Semen Padang Hospital (SPH) kembali membuat terobosan dalam perkembangan dunia kedokteran di Sumatra Barat. Setelah  berhasil dalam pembedahan menggunakan teknologi laparascopy (operasi bedah minimal invasive) di Sumbar, pada 28 Agustus 2013 lalu, SPH kembali mengembangkan teknologi operasi bedah minimal invasive dengan menggunakan  arthroscopy untuk mengatasi masalah kelainan pada sendi.

Operasi arthroscopy ini merupakan prosedur pembedahan untuk melihat, mendiagnosis dan menangani masalah di dalam sendi. Arthroscopypenting karena operasi ini merupakan alat diagnosis yang lebih akurat dibandingkan dengan bedah terbuka maupun pemeriksaan pencitraan (X-ray, Ct Scan, MRI). Selain itu, dengan arthroscopy, dapat dilakukan diagnosis dan terapi secara bersamaan.

“Operasi yang mulai dikembangkan di daerah Sumatera Barat ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kwalitas kesehatan masyarakat Sumbar dan sekitarnya.  Dr. Rizki Rahmadian, Sp.OT(K) merupakan salah satu Staf Orthopaedi SPH yang mengembangkan teknik operasi ini yaitu pada tanggal 28 Agustus 2013 pukul 21.30 wib s.d 23.30 wib” kata Direktur Utama SPH dr. Ronny Novianto, M.Kes, di Padang, Rabu (4/9/2013).Tindakan ini  digunakan untuk menangani berbagai kelainan sendi antara lain yaitu : robekan meniskus, cidera ACL (anterior cruciate ligament), cidera ligamen bagian tengah sendi lutut, cidera pada rawan sendi, osteoaritis.

Dr. Rizki Rahmadian, SpOT(K) menjelaskan, operasi arthroscopy dilakukan sebagian besar pada sendi lutut, sendi bahu, dan sebagian kecil pada sendi pergelangan kaki, sendi panggul, pergelangan tangan dan siku. Sebelum dilakukan tindakan arthroscopy, pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan seperti  pemerikasaan darah, pemeriksaan X-ray/ Rontgen, dan  konsultasi dengan dokter spesialis lain sesuai kebutuhan.

Menurut Rizki, tidakan arthroscopy yang dikenal dengan “key hole surgery” dilakukan dengan sayatan kecil (1-2 cm) untuk memasukan instrumen khusus dan kamera berukuran sebesar pensil. Melalui alat tersebut, dapat dilihat seluruh struktur sendi sehingga masalah di dalam sendi dapat didiagnosis dan diterapi dengan baik.Sebagian besar pasien pasca tindakan arthroscopy mengalami nyeri minimal jika dibandingkan dengan pasca tindakan bedah terbuka oleh karena itu pasien hanya memerlukan rawat inap 1-2 hari di rumah sakit. Arthroscopy dapat dilakukan dengan pembiusan regional (spinal), maupun block sedangkan “Pembiusan umum dapat dikerjakan atas permintaan pasien” Ungkap Rizki.

Pada tindakan arthroscopy sendi lutut banyak ditemukan kelainan berupa robekan meniskus akibat cedera olah raga sepak bola, futsal, bola basket dan olah raga lainnya. Cedera ini dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan rasa mengunci pada sendi lutut. Jika tidak dilakukan tindakan, meniskus yang robek ini akan dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan sendi yang licin. Tindakan yang dilakukan sedini mungkin dapat menyelamatkan sendi dari kerusakan. Saat operasi meniskus dapat dilakukan penjahitan meniscus (meniscal repair), atau membersihkan sebagian meniscus yang tidak rata, yang dikenal dengan partial menisectomy.

Cedera  ACL (anterior cruciate ligament), yang merupakan ligament pada bagian tengah sendi lutut dan beguna untuk menjaga stabilitas sendi lutut juga merupakan kelainan yang sering ditemukan saat tindakan arthroscopy. Diagnosis  cedera ACL dapat dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Pasien biasanya mendengar bunyi “pop” saat putusnya ACL. Sendi lutut akan terasa nyeri dan segera membengkak. Pada robekan ACL akan menyebabkan ketidak tabilan pada sendi lutut, dan pasien terkadang merasakan sendi lututnya seaakan mau lepas saat berjalan. Cedera ACL yang dibiarkan berlangsung lama akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada rawan sendi dan miniskus dan menyebakna cepatnya terjadinya pengapuran sendi (osteoartritis).  Pengobatan cedera ACL sangat bevariasi pada masing-masing individu pasien, tergantung beratnya derajat cedera, ketikstabilan sendi lutut, level aktivitas sehari-hari, cedera lainnya pada sendi lutut, dan usia. Penatalaksanaannya mulai dari fisoterapi untuk memperkuat otot-otot disekitar sendi lutut, sampai kepada tindakan rekonstruksi ACL dengan menggunakan arthroscopy untuk mengembalikan stabilitas sendi.

Rekonstuksi rawan sendi merupakan tindakan arthroscopy yang sangat berkembang saat ini, sebagai usaha untuk tetap mempertahankan sendi lutut asli. Mulai dari usaha meratakan kembali permukaan rawan sendi yang rusak, tindakan micro fracture dengan membuat lobang pada pemukaan tulang yang rawan sendinya rusak agar sel sel muda di dalam tulang dapat keluar dan membentuk rawan baru, dan tindakan rekonstruksi rawan sendi laiinya yang dilakukan secara minimal invasive dengan arthroscopy.

Osteoartritis merupakan kerusakan sendi yang sering terjadi pada pasien usia tua. Sendi menjadi nyeri, bengkak, kaku, tidak stabil , dan membengkok. Permukaan rawan sendi yang menutupi tulang menipis atau hancur sama sekali menyebabkan permukaan sendi tidak rata dan mengalami pengapuran. Pada osteoarthritis, tindakan arthroscopy akan sangat membantu jika terdapat benda asing berupa rawan sendi yang lepas di dalam sendi (loose body) yang mengakibatkan gangguan gerakan sendi, atau kerusakan meniscus akibat proses degeneraif, dengan cara meratakan kembali meniskus yang rusak.

Semen Padang Hospital dengan konsep green arsitektur telah dibuka untuk umum dan telah tersedianya berbagai macam fasilitas unggulan antara lainnya yaitu operasi athroscopy, laparascopy, MRI 1.5 Tesla, CT Scan 64 Slices, Fisioteraphy ditambah dengan fasilitas kamar yang nyaman & pelayanan yang ramah.